Pop Kreatif: Nostalgia Musik Urban 1980–1990-an yang Kembali Hits
Dengarkan baik-baik chart musik populer dan playlist digital terkini. Di antara beat elektronik yang mutakhir, telinga kita menangkap sesuatu yang familiar: synth yang hangat, drum machine yang khas, dan melodi-melodi R&B yang smooth. Era musik urban 1980 hingga 1990-an secara masif kembali merajai dunia hiburan. Ini bukan sekadar kilas balik, melainkan sebuah kebangkitan budaya yang diramu dengan sensibilitas modern. Lantas, apa yang menyebabkan gelombang nostalgia ini begitu powerful dan bagaimana ia memengaruhi lanskap musik kreatif masa kini?
Mengenal Kembali Era Keemasan: Soundscape Urban 80-an & 90-an
Sebelum menyelami fenomena kebangkitannya, penting untuk memahami karakteristik musik era tersebut. Periode 1980-1990-an adalah laboratorium suara yang sangat inovatif.
- 1980-an: Era Synthesizer dan New Wave. Dekade ini didominasi oleh synthesizer analog seperti Roland Jupiter-8 dan drum machine legendaris Roland TR-808. Genre synthpop dan new wave melahirkan hits dengan bassline yang menggelegar dan chorus yang mudah melekat. Artis seperti a-ha ("Take On Me"), Depeche Mode, dan New Order menjadi ikon. Sementara itu, di dunia R&B dan funk, Michael Jackson dan Prince mendominasi dengan sound yang lebih kompleks dan terinspirasi disko.
- 1990-an: Kebangkitan R&B Modern dan Hip-Hop. Jika 80-an era synth, 90-an adalah era drum machine yang lebih "groovy" seperti AKAI MPC. Genre New Jack Swing—perpaduan R&B vokal dengan ritme hip-hop—dipopulerkan oleh Bobby Brown, Boyz II Men, dan Janet Jackson. Lalu muncul era R&B kontemporer yang lebih smooth dari artis seperti Mariah Carey, TLC, dan Jodeci, yang banyak menggunakan sampling dari trek funk dan soul era sebelumnya.
Alasan di Balik Kebangkitan: Mengapa Sekarang?
Fenomena "kembali hits"-nya musik era ini bukanlah suatu kebetulan. Beberapa faktor kunci mendorongnya:
- Kekuatan Streaming dan Algorithmic Nostalgia: Platform seperti Spotify, YouTube, dan TikTok memiliki algoritma yang merekomendasikan musik berdasarkan pola dengar pengguna. Ketika seorang pendengar memutar lagu 80-an, algoritma akan menawarkan lagu serupa, menciptakan "ruang gema" yang memperkuat popularitasnya kembali.
- Generasi Millennial & Gen Z yang Merindukan Masa Lalu: Bagi Gen Z yang tidak mengalami era tersebut, musik ini terasa fresh, unik, dan penuh identitas. Bagi Millennial, ini adalah soundtrack masa kecil mereka—sebuah bentuk comfort dan nostalgia akan masa yang dianggap lebih sederhana.
- Konten Visual dan Estetika yang Kuat: Serial seperti Stranger Things dan GLOW secara brilliant menyematkan soundtrack 80-an, menciptakan asosiasi emosional yang kuat antara visual dan audio. Estetika "vaporwave" dan "synthwave" di media sosial juga mengangkat visual neon dan retro yang identik dengan era tersebut.
- Sampling dan Kolaborasi: Banyak produser dan artis masa kini yang "menambang" melodi dan drum break dari lagu-lagu 90-an untuk dijadikan sample. Contohnya, trek Doja Cat dan The Weeknd sangat kental dengan unsur synthpop dan R&B 80/90-an yang dimodernisasi.
Wajah Baru, Jiwa Lama: Artis Masa Kini yang Mengusung Estafet
Gelombang nostalgia ini melahirkan suatu subgenre pop kreatif baru. Banyak artis tidak hanya meniru, tetapi juga menginterpretasikan ulang sound tersebut.
- The Weeknd: Albumnya, After Hours dan Dawn FM, adalah penghormatan mendalam pada synthpop dan new wave Michael Jackson & Prince, dibalut dengan lirik yang gelap dan produksi yang berkilau.
- Dua Lipa: Lewat album Future Nostalgia, ia sukses menghidupkan kembali nuansa disko dan funk 80-an dengan energi dansa yang menyegarkan.
- Bruno Mars & Silk Sonic: Proyek ini adalah reinkarnasi langsung dari R&Smooth B 90-an. Dari sound, visual, hingga gaya performa, mereka berhasil menangkap esensi era tersebut dengan sempurna.
Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Tren
Kebangkitan musik urban 1980-1990-an membuktikan bahwa kualitas musik yang baik itu timeless. Ini bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi tentang menemukan kembali kehangatan, kegembiraan, dan kegroovyan yang mungkin sedikit hilang di era digital yang serba cepat. Para musisi kreatif masa kini mengambil jiwa dari era keemasan itu, meraciknya dengan teknologi modern, dan menciptakan sesuatu yang benar-benar baru sekaligus familiar. Pada akhirnya, gelombang nostalgia ini adalah perayaan abadi dari musik yang dibuat dengan hati dan jiwa.